Senin, 28 Februari 2011

KESEMRAWUTAN JAKARTA


Kesemrawutan di kota Jakarta disebabkan oleh  banyak faktor, salah satunya adalah penyalahgunaan tata guna lahan (land use). Adapun beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya penyalahgunaan tersebut , antara lain :
 
  1. Lemahnya pengawasan dan penertiban
Lemahnya pengawasan dan penertiban menjadi salah satu faktor terjadinya kesemrawutan kota Jakarta sekarang ini. Keterbatasan kesadaran terhadap pematuhan peraturan yang minim dari masyarakat karena kurangnya sosialisasi serta keterbatasan biaya dan sarana penertiban tetap menjadi faktor pendukung terjadinya kesemrawutan kota ini.

  1. Terjadinya penyimpangan-penyimpangan peraturan
Penyimpangan tata ruang dapat terjadi dalam berbagai modus. Yang paling mudah diketahui adalah penyimpangan peruntukan lahan. Sedangkan yang paling sulit diketahui atau disadari adalah penyimpangan ketentuan-ketentuan teknis, seperti pelampauan Koefisien Dasar Bangunan, Koefisien Lantai Bangunan, Garis Sempadan Bangunan, jarak bebas bangunan dan lain sebagainya.

  1. Prosedur perizinan yang berbelit-belit
Prosedur perizinan yang berbelit-belit, lambat dan biaya tinggi dapat pula menjadi menyebabkan masyarakat mencoba berbagai cara seperti membangun tanpa izin atau pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang kota.

  1. Terpaksa karena tidak punya pilihan
Penyimpangan juga dapat dilakukan oleh sekelompok masyarakat yang karena terdesak untuk kelangsungan hidupnya, kemudian menyerobot lahan-lahan seperti bantaran kali, kolong jembatan, ruang terbuka hijau dan lain sebagainya. Mereka pada umumnya tidak punya pilihan lain karena pendapatan mereka tidak cukup untuk membeli rumah.

Akan tetapi, kesemrawutan yang terjadi di kota Jakarta ini bukan disebabkan karena faktor-faktor itu saja, tetapi juga disebabkan oleh tingkat urbanisasi yang setiap tahunnya semakin meningkat. Bahkan tak jarang banyak diantara mereka yang berurbanisasi tanpa memiliki keahlian sama sekali sehingga menyebabkan mereka sulit memiliki tempat tinggal yang layak. Karena keterbatasan ekonomi, akibatnya pembangunan rumah-rumah diatas lahan yang dilarang untuk hunian seperti di pinggiran sungai, kolong jembatan, dll., mengakibatkan kota Jakarta ini semakin rawan akan bencana banjir dan menyebabkan lingkungan menjadi kumuh, tidak teratur, dan makin semrawut.



Gambar 1. Penyalahgunaan land use di daerah sempadan sungai
( sumber : www.google.com )

Selain itu, tingkat penggunaan kendaraan pribadi yang semakin meningkat juga menjadi salah satu faktor terjadinya kesemrawutan di kota Jakarta ini.


 
Gambar 2. Kemacetan Jakarta
( sumber : www.google.com )

Pertambahan / perluasan jalan nyaris tidak terjadi atau tidak sebanding dengan jumlah pengguna kendaraan bermotor. Oleh karena itu, yang perlu dilakukan bukanlah membatasi produksi kendaraan bermotor atau perluasan jalan semata, tetapi bagaimana caranya agar pemerintah menertibkan dan mengatur manajemen lalu lintas, termasuk menyiapkan transportasi publik yang baik, layak, nyaman, aman, dan memadai sehingga masyarakat dapat beralih menggunakan fasilitas-fasilitas publik tersebut.
Salah satu penyebab masyarakat tidak mau memanfaatkan transportasi umum/publik yang sudah tersedia adalah karena kurang baiknya pelayanan yang disediakan, kotor, tidak efisiennya waktu (banyaknya waktu terbuang), dan lain sebagainya. Oleh karena itu, cara untuk mengurangi masalah kemacetan salah satunya adalah dengan mensosialisasikan masyarakat agar mau menggunakan transportasi umum dengan syarat fasilitas-fasilitas, sarana dan prasarana yang menunjang juga telah diperbaiki.
Masalah yang tidak kalah penting dapat mempengaruhi kesemrawutan Jakarta adalah masih minimnya tingkat kesadaran masyarakat untuk mematuhi peraturan-peraturan yang berlaku serta kurangnya kesadaran akan kedisiplinan. Seperti halnya yang terlihat pada beberapa pelanggaran peraturan lalu lintas yang dapat menyebabkan kemacetan.



Gambar 3. Pelanggaran peraturan lalu lintas
( sumber : www.google.com )

Seringkali pelanggaran terhadap rambu-rambu lalu lintas seperti contoh di atas dilakukan oleh sebagian masyarakat. Hal inilah yang ironisnya menjadi salah satu penyebab kemacetan di Jakarta. Budaya tidak mau antri dan kebut-kebutan di jalan juga turut mewarnai kesemrawutan Ibukota Negara ini.
Oleh karena itu, peran serta masyarakat juga turut ambil bagian dalam upaya membenahi kota Jakarta ini. Jika masyarakatnya saja belum mau berperan aktif membantu pemerintah membenahi kota, maka Jakarta bebas dari kemacetan atau kesemrawutan hanyalah sebuah angan-angan belaka.


STOP GLOBAL WARMING


Bumi kita terancam !!!!!!.......

Global warming merupakan isu yang belakangan ini sedang booming diperbincangkan diberbagai media. Global warming atau pemanasan global memang kini tengah menjadi ancaman bagi kehidupan manusia. Bencana alam terjadi dimana-mana. Cuaca ekstrim yang sekarang ini sedang berlangsung merupakan salah satu dampak dari global warming itu sendiri. 


Gambar 1. Proses terjadinya pemanasan bumi
( sumber : www.google.com )

 
Gambar 2. Dampak global warming
( sumber : www.google.com )


Bagaimana cara kita mengurangi dampak global warming ?????.........
Dampak dari global warming dapat dilakukan mulai dari diri kita sendiri seperti tidak lagi membuang sampah sembarangan, memisahkan jenis sampah yang dibuang, menghemat penggunaan listrik, mengurangi penggunaan AC, melakukan penanaman pohon, menghemat penggunaan air bersih, dan masih banyak lagi yang lainnya. 


Gambar 3.  Penghematan energi
( sumber : www.google.com )

Dari dunia properti pun kini tengah marak pembangunan bangunan-bangunan yang berkonsep ramah lingkungan atau lebih akrab didengar dengan sebutan green building. Bangunan-bangunan yang ramah lingkungan ini merupakan sebuah tanggapan dari tantangan isu pemanasan global yang kini tengah mengancam bumi kita. Konsep green building ini terfokus pada penghematan energi bangunan dan pemanfaatan energi alam secara optimal dan efisien.

Gambar 4.  Konsep Green Building
( sumber : www.google.com )

Selain itu, adapun salah satu bentuk tanggapan dari konsep green building terhadap bahaya global warming adalah dengan penggunaan taman atap (roof garden) pada bangunan-bangunan baik itu rumah, perkantoran, hotel, apartemen, sekolah, dan jenis bangunan lainnya.


Gambar 5.  Fukuoka Prefectural International Hall, Jepang
( sumber : www.google.com )



Gambar 6.  Nanyang University, Singapore
( sumber : www.google.com )


Roof garden merupakan salah satu upaya untuk menghijaukan kembali bumi yaitu dengan menambah area ruang terbuka hijau yang kini sudah mulai menipis jumlah keberadaannya. Pertambahan ruang terbuka hijau (RTH) khususnya di daerah perkotaan sangatlah berpengaruh terhadap proses ‘pendinginan kembali bumi’ karena apabila RTH kota telah mencapai 30 % dari luasan kotanya, masalah global warming ini dapat kita cegah dampak terburuknya.
Roof garden sendiri memiliki banyak sekali manfaat bagi kehidupan kita antara lain :
1.    Pemilik Bangunan
a.    Hemat Energi
Keberadaan taman atap di atas suatu bangunan akan menahan energi panas  matahari sehingga ruang dibawahnya menjadi lebih sejuk, sehingga penggunaan AC atau alat pendingin udara lainnya dapat lebih ringan.
Selain penahan sinar matahari, taman atap juga berfungsi menahan suara bising. Dengan adanya tanaman dengan permukaan daun kasar atau tepi bergerigi, dapat meredam kebisingan yang memekakkan telinga, khususnya bagi penghuni di dalam bangunan. Polusi suara dapat berasal dari kendaraan bermotor, mesin pabrik, maupun suara alami guntur saat hujan lebat.

b.    Keindahan dan Kenyamanan dengan menciptakan fungsi ruang baru
Adanya area hijau yang bersifat santai dapat menjadikan pikiran lebih santai dan kembali bersemangat. Pemilik bangunan dapat menjadikannya area rekreasi pribadi yang dapat didatangi kapan saja, sehingga mendapatkan energi positif baru dan dapat memperbaiki kualitas hidup bagi pemiliknya.

c.    Sumber Ekonomi
Ruang kosong dalam suatu bangunan dapat bermanfaat lebih apabila dipergunakan dengan tepat. Bagi para pecinta tanaman hias, ruang kosong di atap dapat dijadikan tempat tanaman koleksinya. Selain itu, juga dapat ditanami tanaman yang berfungsi untuk konsumsi sendiri seperti tanaman sayur-sayuran dan buah-buahan. Namun, pemilihan jenis tanaman yang akan dikembangkan harus sesuai dengan kondisi atap bangunan tersebut.

2.    Manfaat Bagi Masyarakat Sekitar
a.    Memperbaiki Kualitas Udara
Tanaman dapat berfungsi sebagai filter partikel udara, sehingga udara lebih bersih untuk pernafasan. Selain itu, dengan proses fotosintesis, tanaman dapat merubah karbondioksida  menjadi oksigen yang diperlukan oleh makhluk hidup.
Taman atap seluas 155 m2 menghasilkan oksigen yang cukup untuk satu orang per hari. Taman atap yang dilengkapi pepohonan menghasilkan oksigen untuk 10 orang setiap jam.

b.    Membantu Menurunkan Suhu Udara
Banyaknya area hijau dapat mengendalikan suhu udara khususnya pada musim kemarau. Berbagai sumber penelitian melaporkan bahwa menghijaukan bangunan (atap rumput, lantai rumput, roof garden, dan ruang hijau lain) terbukti mampu menurunkan suhu kota (sekitar 4,2 oC), menyerap gas polutan (CO2, partikel debu), meredam pemanasan pulau, dan radiasi sinar matahari (hingga 80%), meredam tingkat kebisingan, insulasi alami (10-25 %) yang mendinginkan permukaan bangunan (dari 58 oC menjadi 31 oC), dan menurunkan suhu dalam bangunan 3-4 oC lebih rendah dari suhu di luar bangunan, sehingga menghemat pemakaian AC (hemat listrik 50-70 %) atau total hemat listrik 15 % per tahun.

c.    Mereduksi Temperatur Udara
Bangunan yang atapnya dimanfaatkan sebagai taman mampu mengurangi penyerapan panas di dalam bangunan hingga 10%. Suhu dalam ruangan pun dapat turun setidaknya 1-2 oC atau tergantung luasan roof garden. Dari sisi financial, pengeluaran ekstra untuk pendingin ruangan dapat ditekan seminimal mungkin.

d.    Memanfaatkan Air Hujan Secara Optimal
Taman atap kurang berperan dalam proses penyerapan air ke bumi. Namun, berkat taman atap, asupan air hujan dapat diserap dan disimpan secara optimal sampai 30%. Bahkan air hasil buangan (drain off water) masih biasa digunakan untuk menyiram tanaman atau dimanfaatkan guna memenuhi kebutuhan lain.

e.    Filter Alami Terhadap Polusi Udara
Partikel debu dan gas berbahaya dapat diserap oleh tanaman secara efektif. Untuk memaksimalkan penyaringan, pilih tanaman dengan permukaan tidak rata menutupi seluruh permukaan daun. Jenis tanaman tertentu, seperti lidah mertua dan puring dapat mengabsorpsi gas berbahaya masuk ke dalam struktur daun.

f.     Mengurangi Radiasi dan Cahaya Berlebih
Secara tidak langsung, taman berfungsi sebagai insulator panas. Adanya hijauan di atap bangunan mampu menyerap panas pada siang hari dan melepaskan secara perlahan pada malam harinya, sehingga mempersempit fluktuasi suhu udara. permukaan rumput dan tanamn pun dapat mengurangi pantulan radiasi hingga 60 %.

Dari penggunaan roof garden tersebut, kita mendapatkan banyak sekali manfaat-manfaat bagi kehidupan kita. Oleh sebab itu, alangkah baiknya apabila semakin banyak orang yang memahami dan menyadari betapa pentingnya penyediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) bagi lingkungan. Bumi kita harus dijaga kelestariannya untuk masa depan anak cucu kita. Maka dari itu, gerakan roof garden ini merupakan salah satu usaha yang sangat positif dalam upaya kita menyelamatkan bumi yang sudah mulai rusak ini. Mari kita selamatkan bumi kita ….SAVE THE EARTH….


Gambar 7.  Save the earth
( sumber : www.google.com )


Sumber data :
  • Penulisan Ilmiah Mardiana Eka Setya Haztuti.